Lonjakan Kasus COVID-19 Bukan karena Mudik, Epidemiolog Tak Sepakat dengan IDI
Jakarta -
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan naiknya kasus COVID-19 saat
ini bukan karena mudik tetapi disebabkan oleh varian Delta. Epidemiolog
Pandu Riono tidak sepakat dengan hal itu. Ujarnya, tetap ada
faktor manusia dalam penyebaran COVID-19.
"Ya nggak lah, emangnya Delta varian bisa nularin sendiri?
yang bisa menularkan itu orang," kata Pandu pada senin kemarin,
(28/6/2021)
Baca Lainnya :
- What is Lorem Ipsum?24
- Rumah sakit Jakarta Penuh, Komisi E Usulkan Pasien Covid-19 Luar Kota Kembali ke Daerah0
- Kasus covid di jakarta bertambah 2.314 , angka kematian bertambah0
- RAN Pengendalian HIV AIDS & PIMS di Indonesia Tahun 2020-20240
- Kenali 5 Penyebab Sakit Mag yang Harus Diketahui Oleh Semua Orang0
Pandu mengatakan perilaku manusia lah yang
menjadi penyebab utama. Sebab, virus itu menyebar ketika manusia beraktivitas.
"Jadi gini, penularan itu ada dua
faktor, faktor pertama yang paling penting adalah perilaku manusia. Perilaku
manusia itu kalau dia aktivitas tinggi, dia berinteraksi tinggi dari orang ke
orang nular melalui droplet atau interaksi sosial. Karena droplet tadi maka
virus apapun akan menular," ujarnya.
Pandu menilai aktivitas masyarakat saat ini memang begitu masif.
Hal itulah menurutnya yang membuat tingkat penularan yang juga meningkat.
Sehingga penambahan kasus COVID-19 saat ini bertambah secara drastis.
"Nah
sekarang mungkin jumlah mutannya sedikit, sekarang bertambah banyak menjadi
dominan, memang sebelumnya masih di bawah 50 persen belum keliatan. Begitu
dominasinya meningkat itu terjadilah penularan yang cukup dahsyat apalagi
interaksi manusianya nggak berkurang," ujarnya.
"Sehingga
lonjakannya tinggi banget, step-upnya itu kaya mendaki tebing bukan landai naik
ke atas tapi kaya tebing, karena penularannya banyak dan cepat, sehingga semua
pelayanan kesehatan akan kewalahan, kematian juga akan tinggi, jadi itu kenapa
bisa terjadi karena penularannya dari orang ke orang," lanjut Pandu.
Oleh
karena itu, Pandu menilai apa yang diungkapkan IDI berdasarkan tingkat
penularan jenis virus. Sehingga, kata Pandu, tidak akurat jika varian Delta
yang menjadi penyebab melonjaknya kasus COVID-19.
"Penularan
berhenti kalau manusianya nggak bergerak, semua di rumah. Jadi walaupun ada
varian kalau manusianya tetap pakai masker atau jaga jarak atau tidak
berinteraksi virus itu nggak bisa pindah. Jadi kesimpulan IDI itu hanya
ditentukan oleh jenis virus itu tidak akurat, bisa dimaklumi mereka kan nggak
ngerti tentang pandemi. (SS)